Internet Masa Depan Muncul sebagai solusi dengan Berbagai Permasalahan ( Future Internet )


Internet yang ada sekarang (IP, Internet Protocol) berdasarkan pada arsitektur jaringan dengan model komunikasi host-to-host, yang mengarahkan kita pada komunikasi dua mesin, yang satu bertindak sebagai client yang meminta informasi, dan yang satu bertindak sebagai server yang melayani permintaan client. Hal ini berujung pada paket IP yang bergantung pada informasi dua alamat IP, yang satu alamat client, yang lainnya alamat server.

 Pada 2016, total konten yang akan dihasilkan internet seluruh dunia akan mencapai 1 Zettabyte1 dan masih terus bertumbuh
“Cisco, The Zettabyte Era : Trend and Analysis” http://www.cisco.com/c/en/us/solutions/collateral/service-provider/visual-networking-index-vni/VNI_Hyperconnectivity_WP.html 


Pengguna internet melihat “konten apa” yang ada di internet, bukan “di mana” konten tersebut berada. Tetapi menggunakan arsitektur yang sebaliknya (di mana konten berada). Beberapa masalah dikemukakan oleh Van Jacobson dkk [1] yang muncul karena pesatnya perkembangan konten dibandingkan dengan arsitektur internet yang ada sekarang:
  • Availability, akses yang cepat dan reliable terhadap konten membutuhkan mekanisme yang spesifik seperti CDN dan jaringan P2P, dan juga mengharuskan bandwidth yang besar. 
  • Security, kepercayaan terhadap konten tidak cukup hanya mengandalkan lokasi (sumber, tujuan) paket internet. 
  • Location-dependence, melakukan pemetaan dari konten ke host membuat konfigurasi dan implementasi layanan jaringan semakin rumit.

Mereka berargumen bahwa cara langsung untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengubah cara berpikir di mana konten berada menjadi apa konten tersebut. Cara tersebut diharapkan mengatasi masalah yang ada pada Internet sekarang, juga untuk mencapai Future Internet (internet masa depan)  yang memiliki tujuan untuk melakukan evolusi pada Internet (karena permasalahan yang ada dengan arsitektur sekarang) agar lebih robust, secure, mobile, predictable, scalable, dan juga economical.


mungkin cukup segini dulu ya gan/sist, untuk kelanjutan nya dipostingan berikutnya.

Refrensi:
[1]  V. Jacobson, , D. K. Smetters, J. D. Thornton, M. F. Plass, N. H. Briggs, and R. L. Braynard. Networking named content. In ACM CoNEXT, 2009

Post a Comment

0 Comments